SIFAT KEASAMAN ASAM
KARBOKSILAT
Asam
karboksilat mengurai di dalam air, menghasilkan anion karboksilat dan ion
hidronium.
Tetapan rumus keasaman Ka dirumuskan
sebgai :
Tabel dibawah ini memuat tetapan
keasaman untuk beberapa asam karboksilat dan asam lainnya. Dalam membandingkan
data pada tabel ini, ingatlah bahwa semakin besar nilai Ka atau semakin kecil
nilai pKa, semakin kuat sifat asamnya.
Tabel tetapan ionisasi beberapa asam
I.
Pengukuran kekuatan asam
Dalam air asam karboksilat berada
pada kesetimbangan dengan ion karboksilat dan ion hidronium. Satu ukuran dari
kekuatan asam ialah besarnya ionisasi daslam air. Lebih besar jumlah ionisasi,
lebih kuat asamnya. Asam karboksilat umumnya asam yang lebih lemah daripada H3O+;
daslam larutan air, kebanyakan molekul asam karboksilat tidak terionisasi.
Kekuatan asam dinyatakan sebagai
konstanta asam Ka, konstanta kesetimbangan
ionisasi dalam air.
Dimana : [RCO2H] = molaritas dari RCO2H
[RCO2]
= molaritas dari RCO2-
[H3O+] atau [H+]
= molaritas H3O+ atau H+
Harga Ka yang lebih besar berarti
asam tersebut lebih kuat sebab konsentrasi dari RCO2- dan
H+ lebih besar. Untuk mempermudah maka harga pKa= adalah pangkat
megatif dari pangkat dalam Ka. Apabila Ka bertambah, pKa berkurang; oleh sebab
itu makin kecil pKa berarti makin kuat asamnya.
II.
Resonansi dan kekuatan asam
Sebab utama asam karboksilat bersifat
asam adalah resonansi stabil dari ion karboksilat. Kedua struktur dari ion
karboksilat adalah ekivalen; muatan negatif dipakai sam oleh kedua atom
oksigen.
Delokalisasi dari muatan negatif ini
menjelaskan mengapa asam karboksilat lebih asam daripada fenol. Walaupun ion
fenoksida merupakan resonansi stabil kontribusi utama struktur resonansi
mempunyai muatan negatif berada pada satu atom.
III.
Efek induksi dan kekuatan asam
Factor lain disamping resonansi stabil
dari ion karboksilat mempengaruhi keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih
jauh dari muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap
asamnya. Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman
dari suatu asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor
menarik keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya.
Penarikan elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif,
jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam
khloroasetat lebih kuat dari asam asetat.
Makin besar penarikan elektron oleh
efek induktif, lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor
yang menarik elektron dan merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam
khlorasetat. Asam trikhloroasetat mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi
daripada asam dikhloroasetat.
IV.
Garam dari asam karboksilat
Air salah satu basa telalu lmah
untuk menghilangkan proton dalam jumlah besardari kebanyakan asam karboksilat.
Basa lebih kuat seperti natrium hidroksida mengalami reaksi sempurna dengan
asam karboksilat memmbentuk garam yang disebut karboksilat. Reaksi ini disebut
reaksi netralisasi asam basa.
Karboksilat adalah garam berperilaku
seperti garam organik; tidak berbau, titik leleh relatif tinggi dan sering
mudah larut dalam air. Karena bentuknya ion , maka sukar larut dalam pelarut
organik. Garam natrium dari asam karboksilat ranatai hidrokarbon panjang
disebut sabun.
Karboksilat diberi nama sama seperti
garam anorganik. Nama ion karboksilat diambil dasri nama asam karboksilat asal.
Asam karboksilat juga bereaksi
dengan ammonia dan amina menghasilkan ammonium karboksilat. Reaksi dengan amina
penting sekali dalam kimia protein sebab molekul protein kaya akan gugusan
karboksil dan gugusan amino.
Dengan mereaksikan asam karboksilat
dengan asam kuat maka akan mengubah garam kembali menjadi asam karboksilat.
Perbandingan
Sifat Keasaman antara Asam Karboksilat dan Alkohol
Mengapa asam karboksilat bersifat sangat asam dibandingkan
alcohol, padahal kedua golongan senyawa itu mengion dengan H+ dari
gugus hidroksil. Ada dua alasannya, yang lebih baik digambarkan dengan contoh
spesifik.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa asam asetat sekitar
1011 atau seratus ribu juta kali lebih asam dibandingkan
etanol.
Satu-satunya perbedaan pada strukturnya ialah penggantian
gugus CH2 (pada etanol) oleh gugus karbonil. Namun, kita lihat bahwa
atom karbonil membawa muatan positif yang cukup besar. Muatan ini membuatnya
jauh lebih mudah untuk menempatkan muatan negative pada atom oksigen
disebelahnya, yang memang beginilah yang terjadi jika kita mengionkan proton
dari gugus hidroksil.
Pada ion etoksida, muatan
negative didelokalisasi pada satu atom oksigen. Sebaliknya, pada ion
asetat, muatan negative dapat
didelokalisasi melalui resonansi.
Muatan negative disebar sama rata pada dua oksigen, sehingga
setiap oksigen pada ion karboksilat membawa hanya setengah muatan negative.
Dibandingkan ion etoksida, ion asetat distabilkan oleh resonansi, dan
stabilisasi ini membantu mendorong kesetimbangan jauh ke kanan pada persamaan
(2) dibandingkan pada persamaan (1). Akibatnya, lebih banyak H+ yang dibentuk
dari asam asetat dibandingkan dari etanol.
PERMASALAHAN
Dilihat dari
gambar diatas kenapa Asam 2-klorobutanoat dengan Asam 3-kloro butanoat pKa nya
jauh berbeda tingkat keasamannya padahal hanya bergeser 1 struktur.?
Dengan mereaksikan asam karboksilat
dengan asam kuat maka akan mengubah garam kembali menjadi asam karboksilat.
tolong jelaskan bagaimana ide/caranya mencegah agar garamnya tidak
kembali lagi ke bentuk semula setelah direaksikan dengan asam kuat.?
Apa ide lain selain resonansi untuk mereaktifkan
dari sifat keasaman turunan asam karboksilat.?